BGN Perketat Pengawasan SPPG Dampak Keracunan Massal Makan Bergizi Gratis di Cianjur
IVOOX.id – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengatakan akan memperketat pengawasan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) saat mengunjungi korban keracunan massal Makan Bergizi Gratis di MAN 1 dan PGRI 1 Cianjur pada Rabu (23/4/2025).
“Kami akan memperketat sistem pengawasan dan pelatihan terhadap seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Tujuan kami bukan sekadar menyikapi kasus, tapi membangun sistem pangan sekolah yang kuat, aman, dan berkelanjutan,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima ivoox.id Kamis (24/4/2025).
Dalam kunjungannya, ia juga turut berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, pihak sekolah, serta pengelola dapur penyedia MBG untuk memastikan seluruh rantai penyediaan makanan ditinjau kembali dan diawasi lebih ketat ke depannya.
BGN mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan menanti hasil resmi investigasi. Dadan menyatakan bahwa seluruh perkembangan akan disampaikan secara transparan melalui kanal resmi lembaganya.
“Saya sangat prihatin dan ikut merasakan kekhawatiran para orang tua. Anak-anak adalah masa depan bangsa dan kesehatan mereka adalah prioritas utama kami,” katanya.
Saat ini BGN masih menunggu hasil uji laboratorium dari sampel makanan yang telah dikirimkan ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat. Hasil tersebut diperkirakan akan keluar dalam tujuh hingga sepuluh hari ke depan untuk memastikan penyebab pasti gangguan kesehatan tersebut.
“Kami tidak ingin berspekulasi. Yang terpenting saat ini adalah memastikan anak-anak mendapatkan perawatan terbaik dan menjadikan kejadian ini sebagai pembelajaran besar untuk perbaikan sistem ke depan,” kata Dadan
Meskipun pengolahan makanan oleh penyedia MBG disebut telah mengikuti standar operasional yang berlaku, BGN akan tetap melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh proses mulai dari manajemen dapur, penyimpanan bahan makanan, hingga pengiriman ke sekolah.
Dadan juga menegaskan bahwa program MBG merupakan bagian penting dari investasi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Menurutnya, gizi yang baik sangat berkaitan erat dengan kesehatan fisik dan kemampuan belajar anak di usia sekolah.
“Kami hadir, kami mendengar, dan kami bergerak. Anak-anak Indonesia adalah tanggung jawab kita bersama. Dan kami tidak akan berhenti sampai mutu makanan bergizi di sekolah benar-benar terjamin. Karena dari gizi yang baik, tumbuh anak-anak yang cerdas, sehat, dan siap memimpin masa depan bangsa,” katanya.
Siswa Trauma
Terpisah, Kepala Disdikpora Kabupaten Cianjur Ruhli Solehudin mengatakan untuk mengantisipasi hal serupa terjadi, pihaknya berkoordinasi dengan instansi terkait guna menjamin kualitas makanan yang diberikan kepada siswa sesuai standar.
"Kami mengupayakan pemulihan trauma agar program pemulihan gizi ini tetap berjalan dengan baik dengan menurunkan tim, sehingga siswa yang sempat menjadi korban keracunan tidak larut dan takut," katanya di Cianjur, Kamis (24/4/2025), dikutip dari Antara.
Di daerah setempat, pelaksanaan program MBG masih percobaan dan baru beberapa sekolah menerima program tersebut, sehingga perlu dilakukan evaluasi agar saat resmi dilaksanakan tidak ada kejadian serupa menimpa siswa sebagai penerima manfaat.
"Kami akan berkoordinasi dengan dinas terkait dalam melakukan pemulihan mental siswa korban keracunan, termasuk dalam evaluasi yang akan digelar bersama agar tidak ada kejadian serupa saat program MBG resmi berjalan," katanya.
Puluhan siswa MAN I Cianjur mengaku trauma menyantap menu MBG yang dibagikan ke depan karena sebagian besar mengaku masih mencium bau tidak sedap dari lauk ayam suwir dan tempe yang diduga menjadi penyebab mereka keracunan.
Sejumlah siswa yang kondisi kesehatan terus berangsur membaik setelah pulang dari rumah sakit, menolak tempe dan ayam yang dibuat orang tuanya karena teringat setelah menyantap dua lauk tersebut mereka mengalami pusing, mual, dan muntah.
"Anaknya menolak saat saya hidangkan tempe mendoan dan daging ayam, sambil meminta kedua lauk tersebut dijauhkan, mungkin masih trauma. Saya berharap tidak sampai berlarut karena program MBG kan untuk meningkatkan gizi anak," kata orang tua siswa korban keracunan, Iis, dikutip dari Antara.
Kepala MAN 1 Cianjur Erma Sopiah mengatakan keracunan massal yang terjadi beberapa hari lalu menimpa puluhan anak didiknya, membuat sebagian besar siswa trauma, termasuk yang tidak bergejala, karena sempat mencium bau tidak sedap dari lauk dalam paket MBG.
Untuk menghilangkan trauma, pihaknya melakukan berbagai cara, termasuk memberikan penjelasan kepada siswa terkait dengan program peningkatan gizi serta berkomunikasi dengan orang tua agar penyedia program MBG diganti atau tetap yang sama.
"Kami akan melakukan musyawarah dengan orang tua, kalau diganti tentunya harus menjamin hidangan yang diberikan, kalau tidak penyedia yang lama harus memastikan kelaikan makanan sebelum didistribusikan," katanya, dikutip dari Antara.
Berhasil Login.....
Gagal Login
Komentar
Edit Komentar
Hapus Komentar
Anda yakin ingin menghapus komentar ?